Kamis, 29 Maret 2012

Service Level Agreement (SLA)


SLA (service level agreement), adalah suatu kesepakatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa mengenai tingkat (mutu) layanan yang merupakan komponen kunci keseluruhan strategi SLM (service level management) suatu organisasi TI.
SLA haruslah merupakan keterangan yang jelas, baik bagi pihak yang menerima jasa maupun yang menyediakan jasa tersebut.

Alasan dalam pengembangan suatu kesepakatan dalam SLA, misalnya konsultan TI dengan para pelanggannya, mencakup :
•  Strategi SLM yang baru diterapkan oleh suatu organisasi TI.
•  Teknologi atau produk baru yang akan “hidup” dari fase pengembangan atau pengujian.
•  Kepedulian pelanggan terhadap penyerahan jasa-jasa TI.
•  Keinginan pelanggan untuk memilih seberapa besar jasa yang mereka inginkan agar disediakan oleh TI.

Bagian penting dalam SLA yang harus dikembangkan :

Deskripsi Pelayanan
Dalam SLA harus tercantum jasa-jasa yang disediakan. Menuliskan deskripsi yang rinci mengenai jasa-jasa yang dibutuhkan para pelanggan
Penyedia jasa, biasanya, akan membuat suatu service catalog (Katalog Jasa) untuk mempermudah apa yang ingin dideskripsikan. Katalog tersebut harus memuat semua jasa yang disediakan, termasuk berbagai aplikasi, infrastruktur, dan fungsi bisnis lainnya.
Bagi yang belum membuat service catalog mungkin akan menyadari bahwa cara terbaik untuk mulai mengumpulkan informasi bagi katalog adalah berbicara dengan para pelanggan. Karena merekalah yang mengetahui sistem-sistem apa yang mereka gunakan. Juga, service desk dari pelanggan, yang mengetahui jasa-jasa apa saja yang biasanya diminta oleh pelanggan.
Salah satu tantangan yang dihadapi koordinator SLM suatu organisasi adalah menerangkan kepada para pelanggan mereka mengenai hubungan antara service catalog dengan SLA . Berhubung service catalog merupakan suatu dokumen terpisah dari SLA, adalah penting untuk membuat keduanya mudah diakses; intranet perusahaan adalah suatu tempat yang bagus bagi para pelanggan untuk melihatnya.

Standarisasi Pelayanan
Setelah menetapkan jasa-jasa apa saja yang disediakan, maka siap mempertimbangkan standarisasi, yang akan mencakup konsep-konsep seperti aksesibilitas, kehandalan, waktu respon dan resolusi.
Tiap pelayanan yang diberikan juga akan memiliki jam operasi reguler dan waktu yang terjadwal untuk perawatan. Informasi ini perlu diilustrasikan dalam SLA.
perlu menentukan apa yang dapat ditawarkan pada para pelanggan jika terjadi suatu bencana atau keadaan darurat.
Standarisasi lainnya yang mungin ingin dilibatkan adalah waktu respon dan waktu resolusi. Akankah hal ini sama bagi semua pelayanan, atau tergantung pada urgensi dan pengaruh bisnis?
Apapun yang diputuskan, pastikan bahwa para pekerja TI yang akan menyampaikan pelayanan tersebut kepada pelanggan memiliki pemahaman sampai setingkat mana mereka diharapkan bertindak.

Masa Berlaku
SLA harus menjelaskan kapan kesepakatan itu mulai dan berakhir. Hal ini sangat penting, karena ia menyangkut ketersediaan jasa yang diberikan dalam satu rentang waktu tertentu.
Tanggal mulainya SLA memungkinkan untuk mulai memantau kinerja TI pada tanggal yang sama (kecuali dinyatakan lain). Jika menyediakan pelayanan baru atau hanya perlu merevisi pelayanan yang telah ditawarkan kepada pelanggan selama ini, beri waktu yang cukup untuk mengomunikasikan rincian kesepakatan itu ke mereka.
Pertimbangkan kapan SLA akan berakhir. Saat menegosiasikan kontrak perawatan atau penyewaan perlengkapan untuk kepentingan pelanggan, mungkin untuk membuat kesepakatan jangka panjang dengan penyedia jasa lainnya. Ingat hal itu saat bernegosiasi dengan pelanggan .

Peran dan Tanggung Jawab
Mengelola harapan pelanggan dan TI itu sendiri dapat merupakan sesuatu yang rumit jika tidak menentukan tanggung jawab semua pihak dalam SLA. Beberapa dari tanggung jawab pihak pelanggan mungkin tergantung pada strategi TI perusahaan.
Misalnya, beberapa perusahaan menekankan pentingnya akses langsung atau self-service untuk mempertahankan posisi harga rendah. Jika hal ini benar mengenai organisasi milik pelanggan, mungkin perlu meminta agar para pelanggan mempelajari materi-materi fasilitasi diri sebelum menelepon bagian service desk.
Persyaratan mendasar lainnya adalah bahwa para pelanggan menjadi familiar dengan standarisasi perusahaan untuk berbagai pembelian dan penginstalan software PC. Para pelanggan juga diharapkan akan melaporkan insiden-insiden yang terjadi ke service desk saat hal itu terjadi, bukannya setelah berjam-jam kemudian.

Customer Representative
Umumnya, satu orang mewakili seluruh pelanggan dengan tujuan mendiskusikan dan menegosiasikan penyampaian layanan TI. Selain itu, perwakilan pelanggan ( customer representative ) bertanggung jawab mengomunikasikan informasi yang dimuat dalam SLA kepada para pelanggan yang diwakilinya.
Wakil pelanggan harus berasal dari dalam organisasi, seorang direktur, bukan vice president atau officer senior lainnya. Karena, pada tingkatan organisasi tersebut, seorang direktur sadar akan strategi unit bisnis dan mengerti permasalahan yang menyangkut karyawannya dan juga layanan TI.

Service Level Manager
Akhirnya, orang yang berkompeten atas pengelolaan tingkat layanan TI, yang biasa disebut Service Level Manager , bertanggung jawab baik kepada pelanggan TI maupun departemen TI. Orang tersebut akan juga bertemu secara rutin dengan wakil pelanggan untuk membahas kinerja dan masalah pelayanan lainnya. Sebaiknya, pertemuan semacam itu setidaknya dapat dilakukan tiap empat bulanan.

Kriteria Evaluasi
Tanpa kriteria evaluasi, tidak memiliki sarana tujuan untuk menentukan sebaik apa organisasi TI bekerja. Pastikan bahwa organisasi TI sudah memiliki perlengkapan untuk mengikuti apa yang diminta oleh pelanggan sebelum menyetujuinya.
Salah satu keuntungan bersama adanya SLA adalah bahwa pelanggan dapat menentukan bagaimana akan menilai layanan yang akan mereka dapatkan. Dengan menetapkan ukuran-ukuran dari tujuan yang diinginkan.
Para pelanggan mengharapkan batasan-batasan yang berarti dan sesuai dengan keinginan mereka mengenai suatu layanan TI. Karenanya, wajar bagi suatu organisasi TI untuk membuat batasan-batasan kinerja yang menunjukkan kehandalan server yang dimiliki, waktu downtime tak terjadwal, dan transaksi-transaksi yang terproses per menit.
Batasan-batasan ini sangat penting artinya bagi organisasi TI, tapi kurang penting bagi para pelanggan. Itu contoh batasan berdasarkan sistem, bukan apa yang dibutuhkan pelanggan saat ini, yaitu batasan berdasarkan pelayanan. Misalnya, ukuran aksesibilitas suatu aplikasi dapat dianggap berarti bila mampu merefleksikan penyampaian layanan secara end-to-end,kemudahan akses aplikasi, kebijakan, dan infrastruktur, tak hanya sekadar aplikasi. Selain itu menjadi kebutuhan suatu SLA , mungkin perlu memasukkan berbagai ukuran lainnya karena lingkungan yang spesifik. 

Seberapa besar manfaat SLA
Jika masih belum yakin bahwa SLA yang dibuat bersama-sama pelanggan sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak, pertimbangkan kembali hal ini. Membuat SLA bersama para pelanggan akan memberi suatu pengertian yang lebih baik mengenai bisnis. Juga, dampak layanan TI terhadap pelanggan dan kemampuan mereka menjalankan berbagai proses bisnis, sehingga akhirnya membentuk hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.


Ibu- kerinduan

sebening tetesan embun pagi
secerah sinarnya mentari
bila ku tatap wajahmu ibu
ada kehangatan di dalam hatiku
 air wudhu selalu membasahimu
ayat suci selalu dikumandangkan
suara lembut penuh keluh dan kesah
berdoa untuk putra putrinya

oh ibuku engkaulah wanita
yang ku cinta selama hidupku
maafkan anakmu bila ada salah
pengorbananmu tanpa balas jasa
ya Allah ampuni dosanya
sayangilah seperti menyayangiku
berilah ia kebahagiaan
di dunia juga di akhirat
by : saka



Rabu, 28 Maret 2012

Ma'af-Q


Mungkin kata itu yang pantas aku ucapkan.., satu kata yang bisa menuntun untuk menghapus kesalahanku kepadamu, sungguh sangat disayangkan jika  terlintas dipikiranmu seperti itu, berpikir bahwa aku puas karena telah membuatmu terluka.., puas karena telah membuatmu meneteskan air mata.., mungkin karena sikapku yang terlalu egois dalam menyikapi hal ini.. ataukah aku yang terlalu sensitive dan tidak peka akan dirimu, jika  kamu berharap untuk memudarkan rasa itu.. silahkan… jika itu membuat dirimu bahagia..
Jika dengan menjauh dapat menghindari rasa menyakiti dan tersakiti.. tentu akan aku lakukan..demi kebahagiaanmu...

Salah  jika kau menganggapku bahagia telah membuatmu terluka,
Salah jika kau menganggapku bangga telah memainkan perasaanmu..
salah jika kau menganggapku tidak pedulikan dirimu..
Maaf jika mebuatmu menyesal karena telah memberikan rasa itu untukku..
jika ingin pergi pergilah saja...
mungkin dengan itu akan lebih membuat hatimu tenang dan bahagia…

Maaf… jika..
sikapku yang keterlaluan..
sikapku yang terlalu egois..
sifatku yang terlalu keras kepala..
sifatku yang merasa lebih benar..
sikapku yang tiba-tiba berubah dalam sesaat..
yang akhirnya membuat kamu terluka..

Terimakasih…
Atas rasa yang telah kau tanamkan..
Atas kebahagiaan yang telah kau berikan…
Atas sikapmu yang begitu menenangkan..
Atas perhatianmu yang begitu membuatku sayang…
atas kebersamaan yang membuatku sulit untuk melupakan..
atas ketulusanmu yang membuat aku makin yakin padamu..


Kamis, 22 Maret 2012

Mengikis iman, amalan tertolak, Doa tak terkabul

TAK heran jika umat Islam generasi awal dan para ulama sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.

Berikut ini, pengaruh menggunakan dan memakan barang haram, bagi keimanan pelaku, ”nasib” amalan, dan lainnya. Semoga kita terjauhkan dari kebururkan itu semuanya.


Penyebab Tidak Diterima Amalan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).



Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan tidak diterima." (Riwayat At Thabrani).



Sedekah dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala dan dosanya untuknya.” (Riwayat Ibnu Huzaimah).



Tidak Terkabulnya Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ”Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (Riwayat At Thabrani).


Disebutkan juga dalam hadits lain bahwa Rasulullah bersabda, ”Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (Riwayat Muslim).


Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam Bersabda,”Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang Mukmin.” (Riwayat Bukhari Muslim)


Jelas, peminum khamr (minuman memabukkan, seperti alkohol) saat dia minum khamr, maka keimanannya terkikis saat itu.


Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali nereka lebih utama untuknya.” (Riwayat At Tirmidzi)



Mengeraskan Hati Pelaku
Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan, agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab,”Dengan memakan makanan halal.” Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah (1/219).


At Tustari, seorang mufassir juga pernah mengatakan, ”Barangsiapa ingin disingkapkan tentang tanda-tanda orang-orang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan Sunnah.” sebagaimana dikutip dalam Ar Risalah Al Mustarsyidin (hal. 216).

Pendapat di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus. Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras dan enggan menerima kebenaran.*

Kamis, 29 Maret 2012

Service Level Agreement (SLA)


SLA (service level agreement), adalah suatu kesepakatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa mengenai tingkat (mutu) layanan yang merupakan komponen kunci keseluruhan strategi SLM (service level management) suatu organisasi TI.
SLA haruslah merupakan keterangan yang jelas, baik bagi pihak yang menerima jasa maupun yang menyediakan jasa tersebut.

Alasan dalam pengembangan suatu kesepakatan dalam SLA, misalnya konsultan TI dengan para pelanggannya, mencakup :
•  Strategi SLM yang baru diterapkan oleh suatu organisasi TI.
•  Teknologi atau produk baru yang akan “hidup” dari fase pengembangan atau pengujian.
•  Kepedulian pelanggan terhadap penyerahan jasa-jasa TI.
•  Keinginan pelanggan untuk memilih seberapa besar jasa yang mereka inginkan agar disediakan oleh TI.

Bagian penting dalam SLA yang harus dikembangkan :

Deskripsi Pelayanan
Dalam SLA harus tercantum jasa-jasa yang disediakan. Menuliskan deskripsi yang rinci mengenai jasa-jasa yang dibutuhkan para pelanggan
Penyedia jasa, biasanya, akan membuat suatu service catalog (Katalog Jasa) untuk mempermudah apa yang ingin dideskripsikan. Katalog tersebut harus memuat semua jasa yang disediakan, termasuk berbagai aplikasi, infrastruktur, dan fungsi bisnis lainnya.
Bagi yang belum membuat service catalog mungkin akan menyadari bahwa cara terbaik untuk mulai mengumpulkan informasi bagi katalog adalah berbicara dengan para pelanggan. Karena merekalah yang mengetahui sistem-sistem apa yang mereka gunakan. Juga, service desk dari pelanggan, yang mengetahui jasa-jasa apa saja yang biasanya diminta oleh pelanggan.
Salah satu tantangan yang dihadapi koordinator SLM suatu organisasi adalah menerangkan kepada para pelanggan mereka mengenai hubungan antara service catalog dengan SLA . Berhubung service catalog merupakan suatu dokumen terpisah dari SLA, adalah penting untuk membuat keduanya mudah diakses; intranet perusahaan adalah suatu tempat yang bagus bagi para pelanggan untuk melihatnya.

Standarisasi Pelayanan
Setelah menetapkan jasa-jasa apa saja yang disediakan, maka siap mempertimbangkan standarisasi, yang akan mencakup konsep-konsep seperti aksesibilitas, kehandalan, waktu respon dan resolusi.
Tiap pelayanan yang diberikan juga akan memiliki jam operasi reguler dan waktu yang terjadwal untuk perawatan. Informasi ini perlu diilustrasikan dalam SLA.
perlu menentukan apa yang dapat ditawarkan pada para pelanggan jika terjadi suatu bencana atau keadaan darurat.
Standarisasi lainnya yang mungin ingin dilibatkan adalah waktu respon dan waktu resolusi. Akankah hal ini sama bagi semua pelayanan, atau tergantung pada urgensi dan pengaruh bisnis?
Apapun yang diputuskan, pastikan bahwa para pekerja TI yang akan menyampaikan pelayanan tersebut kepada pelanggan memiliki pemahaman sampai setingkat mana mereka diharapkan bertindak.

Masa Berlaku
SLA harus menjelaskan kapan kesepakatan itu mulai dan berakhir. Hal ini sangat penting, karena ia menyangkut ketersediaan jasa yang diberikan dalam satu rentang waktu tertentu.
Tanggal mulainya SLA memungkinkan untuk mulai memantau kinerja TI pada tanggal yang sama (kecuali dinyatakan lain). Jika menyediakan pelayanan baru atau hanya perlu merevisi pelayanan yang telah ditawarkan kepada pelanggan selama ini, beri waktu yang cukup untuk mengomunikasikan rincian kesepakatan itu ke mereka.
Pertimbangkan kapan SLA akan berakhir. Saat menegosiasikan kontrak perawatan atau penyewaan perlengkapan untuk kepentingan pelanggan, mungkin untuk membuat kesepakatan jangka panjang dengan penyedia jasa lainnya. Ingat hal itu saat bernegosiasi dengan pelanggan .

Peran dan Tanggung Jawab
Mengelola harapan pelanggan dan TI itu sendiri dapat merupakan sesuatu yang rumit jika tidak menentukan tanggung jawab semua pihak dalam SLA. Beberapa dari tanggung jawab pihak pelanggan mungkin tergantung pada strategi TI perusahaan.
Misalnya, beberapa perusahaan menekankan pentingnya akses langsung atau self-service untuk mempertahankan posisi harga rendah. Jika hal ini benar mengenai organisasi milik pelanggan, mungkin perlu meminta agar para pelanggan mempelajari materi-materi fasilitasi diri sebelum menelepon bagian service desk.
Persyaratan mendasar lainnya adalah bahwa para pelanggan menjadi familiar dengan standarisasi perusahaan untuk berbagai pembelian dan penginstalan software PC. Para pelanggan juga diharapkan akan melaporkan insiden-insiden yang terjadi ke service desk saat hal itu terjadi, bukannya setelah berjam-jam kemudian.

Customer Representative
Umumnya, satu orang mewakili seluruh pelanggan dengan tujuan mendiskusikan dan menegosiasikan penyampaian layanan TI. Selain itu, perwakilan pelanggan ( customer representative ) bertanggung jawab mengomunikasikan informasi yang dimuat dalam SLA kepada para pelanggan yang diwakilinya.
Wakil pelanggan harus berasal dari dalam organisasi, seorang direktur, bukan vice president atau officer senior lainnya. Karena, pada tingkatan organisasi tersebut, seorang direktur sadar akan strategi unit bisnis dan mengerti permasalahan yang menyangkut karyawannya dan juga layanan TI.

Service Level Manager
Akhirnya, orang yang berkompeten atas pengelolaan tingkat layanan TI, yang biasa disebut Service Level Manager , bertanggung jawab baik kepada pelanggan TI maupun departemen TI. Orang tersebut akan juga bertemu secara rutin dengan wakil pelanggan untuk membahas kinerja dan masalah pelayanan lainnya. Sebaiknya, pertemuan semacam itu setidaknya dapat dilakukan tiap empat bulanan.

Kriteria Evaluasi
Tanpa kriteria evaluasi, tidak memiliki sarana tujuan untuk menentukan sebaik apa organisasi TI bekerja. Pastikan bahwa organisasi TI sudah memiliki perlengkapan untuk mengikuti apa yang diminta oleh pelanggan sebelum menyetujuinya.
Salah satu keuntungan bersama adanya SLA adalah bahwa pelanggan dapat menentukan bagaimana akan menilai layanan yang akan mereka dapatkan. Dengan menetapkan ukuran-ukuran dari tujuan yang diinginkan.
Para pelanggan mengharapkan batasan-batasan yang berarti dan sesuai dengan keinginan mereka mengenai suatu layanan TI. Karenanya, wajar bagi suatu organisasi TI untuk membuat batasan-batasan kinerja yang menunjukkan kehandalan server yang dimiliki, waktu downtime tak terjadwal, dan transaksi-transaksi yang terproses per menit.
Batasan-batasan ini sangat penting artinya bagi organisasi TI, tapi kurang penting bagi para pelanggan. Itu contoh batasan berdasarkan sistem, bukan apa yang dibutuhkan pelanggan saat ini, yaitu batasan berdasarkan pelayanan. Misalnya, ukuran aksesibilitas suatu aplikasi dapat dianggap berarti bila mampu merefleksikan penyampaian layanan secara end-to-end,kemudahan akses aplikasi, kebijakan, dan infrastruktur, tak hanya sekadar aplikasi. Selain itu menjadi kebutuhan suatu SLA , mungkin perlu memasukkan berbagai ukuran lainnya karena lingkungan yang spesifik. 

Seberapa besar manfaat SLA
Jika masih belum yakin bahwa SLA yang dibuat bersama-sama pelanggan sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak, pertimbangkan kembali hal ini. Membuat SLA bersama para pelanggan akan memberi suatu pengertian yang lebih baik mengenai bisnis. Juga, dampak layanan TI terhadap pelanggan dan kemampuan mereka menjalankan berbagai proses bisnis, sehingga akhirnya membentuk hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.


Ibu- kerinduan

sebening tetesan embun pagi
secerah sinarnya mentari
bila ku tatap wajahmu ibu
ada kehangatan di dalam hatiku
 air wudhu selalu membasahimu
ayat suci selalu dikumandangkan
suara lembut penuh keluh dan kesah
berdoa untuk putra putrinya

oh ibuku engkaulah wanita
yang ku cinta selama hidupku
maafkan anakmu bila ada salah
pengorbananmu tanpa balas jasa
ya Allah ampuni dosanya
sayangilah seperti menyayangiku
berilah ia kebahagiaan
di dunia juga di akhirat
by : saka



Rabu, 28 Maret 2012

Ma'af-Q


Mungkin kata itu yang pantas aku ucapkan.., satu kata yang bisa menuntun untuk menghapus kesalahanku kepadamu, sungguh sangat disayangkan jika  terlintas dipikiranmu seperti itu, berpikir bahwa aku puas karena telah membuatmu terluka.., puas karena telah membuatmu meneteskan air mata.., mungkin karena sikapku yang terlalu egois dalam menyikapi hal ini.. ataukah aku yang terlalu sensitive dan tidak peka akan dirimu, jika  kamu berharap untuk memudarkan rasa itu.. silahkan… jika itu membuat dirimu bahagia..
Jika dengan menjauh dapat menghindari rasa menyakiti dan tersakiti.. tentu akan aku lakukan..demi kebahagiaanmu...

Salah  jika kau menganggapku bahagia telah membuatmu terluka,
Salah jika kau menganggapku bangga telah memainkan perasaanmu..
salah jika kau menganggapku tidak pedulikan dirimu..
Maaf jika mebuatmu menyesal karena telah memberikan rasa itu untukku..
jika ingin pergi pergilah saja...
mungkin dengan itu akan lebih membuat hatimu tenang dan bahagia…

Maaf… jika..
sikapku yang keterlaluan..
sikapku yang terlalu egois..
sifatku yang terlalu keras kepala..
sifatku yang merasa lebih benar..
sikapku yang tiba-tiba berubah dalam sesaat..
yang akhirnya membuat kamu terluka..

Terimakasih…
Atas rasa yang telah kau tanamkan..
Atas kebahagiaan yang telah kau berikan…
Atas sikapmu yang begitu menenangkan..
Atas perhatianmu yang begitu membuatku sayang…
atas kebersamaan yang membuatku sulit untuk melupakan..
atas ketulusanmu yang membuat aku makin yakin padamu..


Kamis, 22 Maret 2012

Mengikis iman, amalan tertolak, Doa tak terkabul

TAK heran jika umat Islam generasi awal dan para ulama sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.

Berikut ini, pengaruh menggunakan dan memakan barang haram, bagi keimanan pelaku, ”nasib” amalan, dan lainnya. Semoga kita terjauhkan dari kebururkan itu semuanya.


Penyebab Tidak Diterima Amalan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).



Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan tidak diterima." (Riwayat At Thabrani).



Sedekah dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, ”Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala dan dosanya untuknya.” (Riwayat Ibnu Huzaimah).



Tidak Terkabulnya Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, ”Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (Riwayat At Thabrani).


Disebutkan juga dalam hadits lain bahwa Rasulullah bersabda, ”Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (Riwayat Muslim).


Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam Bersabda,”Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang Mukmin.” (Riwayat Bukhari Muslim)


Jelas, peminum khamr (minuman memabukkan, seperti alkohol) saat dia minum khamr, maka keimanannya terkikis saat itu.


Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali nereka lebih utama untuknya.” (Riwayat At Tirmidzi)



Mengeraskan Hati Pelaku
Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan, agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab,”Dengan memakan makanan halal.” Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah (1/219).


At Tustari, seorang mufassir juga pernah mengatakan, ”Barangsiapa ingin disingkapkan tentang tanda-tanda orang-orang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan Sunnah.” sebagaimana dikutip dalam Ar Risalah Al Mustarsyidin (hal. 216).

Pendapat di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus. Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras dan enggan menerima kebenaran.*